Haul Simbah Walidah Moenawwir:
Pengikat Batin Santri dengan Simbah Yai
Madrasah Aliyah Al –Ma’had Annur Bantul mengadakan muqoddaman Al –Qu’an pada Sabtu (5/2) dalam rangka Haul ke-11 Almaghfurlaha Ny.Hj.Walidah Moenawwir.Jika tahun – tahun sebelumnya hanya para guru yang mengadakan simaan dan muqoddaman Al-Qur’an,namun kali ini para siswa/i ikut dalam pelaksanaan amaliyah.
Selesai jam pelajaran kedua,bapak dan ibu wali kelas mengkoordinir kelasnya masing –masing untuk memulai pembacaan amaliyah Al-Qur’an bin nadzri,dan bagi sisiwi yang berhalangan membaca sholawat hingga selesainya muqoddaman.
Setiap siswa/i mendapatkan jatah masing- masing 1 juz untuk dibaca dan sholawat tidak dibatasi atau sebanyak- banyaknya.Sedangkan guru-guru lain membaca amaliyah serupa bertempat di rung guru.Seusai pembacaan amaliyah disambung dengan tahlil dan doa yang dipimpin oleh salah satu perwakilan siswa,yakni Yanuar Aji Pangestu.Dari amaliyah yang telah dibaca,menghasilkan total 17 khataman Al-Qur’an bin nadzri dengan rincian 16 khataman dari para siswa/i dan 1 khataman dari para guru.Agenda rutinan maqbaroh ke makam simbah untuk kali ini tidak bisa terlaksana dikarenakan hujan yang terus menerus dan diganti dengan dzikir dan tahlil bersama oleh para guru yang dipimpin oleh KH.’Ashim Nawawi di ruang pertemuan.
Puncak acara haul diselenggarakan pada malam harinya yang berlokasi di komplek putri pusat dan dihadiri oleh segenap jajaran dzuriyah dan para santri.Santri putri bertempat di area utama,yakni pendopo putri hingga mushola.Sedangkan santri putra berada di komplek masing-masing dengan difasilitasi layar proyektor untuk haul secara live streaming Youtube dichannel AnnurngrukemTV.
Kegiatan pra acara telah dilakukan meliputi pembacaan amaliyah oleh seluruh santri yang dimulai sejak pertengahan Bulan Januari lalu dan Live streaming simaan sebanyak 2 khtaman yang dilaksanakan dalam waktu 4 hari.
Majelis yang dipandu oleh lurah putra, Ahmad Sangidu,berjalan dengan lancar.Seluruh persiapan dimulai sejak Sabtu pagi dan selesai sebelum acara dimulai.Adapun rangkaian acaranya yaitu pembukaan,laporan hasil amaliyah,pembacaan Surah Yasin dan tahlil,,sambutan sekaligus penyampaian manaqib Almaghfurlaha Ny.Hj.Walidah Moenawwir,dan diakhiri dengan penutup.
Selesai pembukaan,MC melaporkan hasil amaliyah para santri dengan rincian simaan Al-Qur’an 30 juz bil hifdzi sebanyak 19 khataman,muqoddaman Al-Qur’an bin nadzri sebanyak 2.259 khataman ,pembacaan Surah Yasin sebanyak 5.772 bacaan,pembacaan Surah Al-Ikhlas sebanyak 53.921 bacaan,pembacaan Sholawat Nariyah sebanyak 34.444 bacaan,dan pembacaan Sholawat Jibril sebanyak 18.000 bacaan.
Acara dilanjutkan dengan pembacan Surah Yasin dan tahlil yang dipimpin oleh KH.Haris Masduki (pengasuh Ponpes Darul Qur’an) dan doa dipimpin oleh KH.Muslim Nawawi.Selanjutnya,pembacaan manaqib atau perjalanan hidup yang dihauli dipandu oleh KH.Muslim Nawawi. “Acara kali ini dipusatkan di komplek putri.Kenapa? Karena di tempat inilah banyak sekali kenangan bersama beliau. Beliau memang sangat istimewa.Simbah nyai itu sesuai dengan namanya, Walidah.Beliau adalah sosok ibu yang sangat baik.Dari cara mendidiknya,, perilakunya, dan semuanya. Mbah nyai itu istiqomah sekali kalo ngajar anak-anaknya semdiri, bahkan para santrinya.” tutur beliau.
Setelahnya, dzuriyh putri bergiliran untuk bercerita mengenai kenangan mereka bersama Simbah Walidah. Ny.Hj.Barokah menceritakan bahwa Simbah Walidah adalah sosok yang sangat berbakti kepada orangtua. Setiap Jumat Legi simbah pasti ke krapyak dengan ditemani oleh beliau. “ketika masih SD, saya ingin mondok. Waktu itu simbah ngendika,’koe oleh mondok nang karo ngladeni simbah yo’ ( kamu boleh mondok di Krapyak, tapi sma melayani Simbah Khatijah ya),” tutup beliau.
Berlanjut Ny.Hj.Luailik Muthi’ah,menantu dari putra kedua,menjelaskan betapa hangatnya perlakuan Simbah Walidah kepada menantunya.Beliau tidak pernah membeda-bedakan anak-anaknya,baik itu menantu ataupun anak kandung sendiri.
Simbah Ny.Hj.Walidah Moenawwir juga terkenal sebagai orang yang sabar dan bersyukur.Saat beliau gerah (red.sakit) dengan keadan hanya bisa berbaring selama kurang lebih 17 tahun ,beliau tidak pernah mengeluh,sabar dan tetap bersyukur.Bahkan kesabaran Simbah Walidah ini diakui oleh Almaghfurlah KH.Nawawi Abdul Aziz,suami tercinta beliau.”Aku pitung dino turu terus awake wes pegel kabeh,lha ibumu kae luweh seko 10 tahun kok ra sambat yo?” begitulah tutur beliau pada putra putrinya selepas menjalani operasi prostat dan diwajibkan bedrest total selama seminggu.Suasana haru dan rindu menyelimuti majelis malam itu.Kemudian acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh KH.’Ashim Nawawi.
Haul muassis tidak hanya sebagai peringatan setiap tahun dan dzikir bersama saja.Tentunya juga dijadikan sebagai perantara terjlinnya kebersamaan dalam mendoakan muassis dan wasilah ikatan batin antara santri dan Mbah Yai.
Drs.Subakir, M.Si selaku Waka Humas MA Al-Ma’had Annur berharap acara haul bisa dijadikan sebagai ladang ngalap barokah karena berkahnya ilmu yang paling pokok adalah berbakti kepada guru.Meskipun seorang santri tidak terlalu pintar,tetapi yang terpenting adalah manfaatnya ilmu tersebut untuk masyarakat.
Semoga para santri dan muhibbin senantiasa mendapat keberkahan dari para muassis.Amiin.